2.
PENGERTIAN
MANAJEMEN DAN MANAGER
PENGERTIAN MANAJEMEN
Istilah manajemen, terjemahannya
dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni
(Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut
pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda
definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social
Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa
manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang
lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut
pengertian yang kedua manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukanaktivitas
manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut
pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni atau suatu ilmu pnegetahuan.
Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut
G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Menurut
Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut
Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi
saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi-fungsi
Manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan
oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.
Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,
kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
a.
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
b.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
c.
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha
PENGERTIAN
MANAJER
Seorang manajer merupakan ujung tombak atau kunci keberhasilan kegiatan suatu
organisasi. Manajer adalah seorang yang pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,
mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai
tujuan.
Untuk
menjadi manajer terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi seperti berikut
ini.
a. Mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman luas dalam bidang kegiatan yang akan ditangani.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Mempunyai daya ingat yang tinggi.
d. Mempunyai kemampuan menganalisis.
e. Mempunyai stabilitas emosi.
f. Mempunyai kepekaan yang tinggi
g. Mempunyai intuisi yang kuat.
h. Mempu berpikir secara abstrak.
F. KETERAMPILAN MANAJER
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut
adalah:
- Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
- Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
- Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan
dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua
keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
- Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun
2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan
bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
2.
Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam
pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan
mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua,
manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah
alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus
mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
TINGKATAN MANAJEMEN DAN MANAJER
Tingkatan manajemen dalam organisasi
akan membagi tingkatan manajer menjadi 3 tingkatan :
1. Manajer lini garis-pertama (first
line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu
organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak
membawahi manajer yang lain.
organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak
membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (Middle Manager)
adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa
tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer Puncak (Top Manager)
terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager puncak
bertanggung jawab atas manajemen
keseluruhan dari organisasi.
Namun demikian, dalam organisasi yang besar,
manajer akan memiliki tingkatan-tingkatan. Tingkatan-tingkatan manajer tersebut
dapat digambarkan sebagaimana gambar 1.
Setiap tingkatan dalam jabatan manajer tersebut
akan menjalankan seluruh fungsi manajemen, namun memiliki titik tekan yang
berbeda. Manajer puncak (top managers) tentu akan menjalankan fungsi
perencanaan dan kepemimpinan lebih besar dibandingkan dengan tingkat manajer di
bawahnya, sedangkan manajer tingkat bawah (first-line manager) akan
lebih banyak menjalankan fungsi pengendalian (controlling) dan
pengorganisasian (organizing) dibandingkan dengan tingakatan manajer
yang lain. Hubungan antara tingkatan manajemen dengan fungsi manajemen tersebut
dapat digambarkan sebagaimana gambar 2.
Gambar 2: Hubungan antara tingkatan manajer
dengan fungsi manajemen
Dengan berbagai pekerjaan tersebut maka pimpinan
puncak akan lebih banyak terkait dengan pekerjaan-pekerjaan pada masa yang akan
datang,atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam membuat perencanaan
misalnya, seorang manajer harus memiliki pandangan jauh kedepan dan mampu
melihat apa yang akan terjadi terhadap organisasinya pada masa yang akan
datang. Demikian pula pada kegiatan kepemimpinan, manajer harus mampu
meyakinkan kepada seluruh orang yang ada didalam organisasi, tentang apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang, dan meyakinkan mereka untuk berbuat
kearah yang diharapkan tersebut. Jika dilihat dari jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh manajer puncak tersebut maka terlihat bahwa pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukannya adalah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan konseptual,
sehingga manajer puncak dituntut untuk menguasai keterampilan konseptual (conceptual
skill).
Berbeda dengan manajer menengah (midle
managers), yang sebagian besar berkaitan dengan pekerjaan untuk
menjembatani kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh manajer puncak sehingga
dapat diimplementasikan oleh first-line managers, maka sangat
diperlukan kemampuan berhubungan dengan manusia. Kemampuan ini diperlukan
karena manajer menengah berfungsi sebagai penterjemah dari kebijakan-kebijakan
yang seringkali belum mampu dipahami oleh first-line managers karena
adanya berbagai kesenjangan antar tingkatan manajer. Untuk itulah pada manajer
menengah ini kemampuan berhubungan dengan manusia (interpersonal skills)
adalah keterampilan yang akan sangat membentu dalam menjalankan fungsi
manajerialnya.
Sedangkan bagi first-line managers,
merupakan manajer yang bersentuhan langsung dengan jenis pekerjaan dan proses
layanan yang harus ditangani. Kegiatan pengorganisasian dan pengendalian
merupakan fungsi manajemen yang lebih dominan dikerjakan oleh manajer pada
level ini. Oleh karena itu manajer pada level ini memerlukan orang dengan
kemampuan teknis untuk menangani pekerjaan tersebut. Artinya akan lebih baik
orang yang menduduki first-line managers ini adalah orang yang
berkecimpung lama dalam jenis pekerjaan tersebut. Dengan demikian keterampilan
teknis (technical skill) merupakan keterampilan yang dominan
diperlukan oleh manajer pada level ini. Hubungan antara level manajemen dengan
keterampilan tersebut digambarkan sebagaimana gambar 3.
Gambar 3: Keterampilan yang diperlukan dalam
perbedaan level manajemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar